Selamat Terbang, Burung! Jangan biarkan burung (pemikiran) anda terkurung dalam tempurung kepala anda. Biarkan dia terbang bebas di angkasa. Menembus badai, menantang matahari.

Halaman

Selasa, 10 Januari 2012

Refleksi Diri

Ya, refleksi diri yang kali ini gue tulis dalam blog gue. Entah mengapa semenjak kuliah hidup gue semakin kacau dan tidak teratur, harus gue akui itu. Saat-saat gue merasaai sepi dan tidak mempunyai kegiatan apapun, gue sangat bingung, di SMA gue ga punya waktu untuk ga ngapa-ngapain. sekarang, malah gue selalu punya waktu untuk ga ngapa-ngapain. Sesaat sebelum gue mau posting tulisan ini pun gue sedang bingung untuk "ngapain", akhirnya gue putuskan untuk melakukan hal produktif, yaitu "curhat" di blog ini.

Mungkin cerita ini bermula ketika gue baru selesai Ujian Nasional saat itu, yang kurang lebih 2-3 bulan sekolah "diliburkan", bukan dalam arti sebenarnya libur, tetapi dikarenakan murid-murid saat itu tidak punya kegiatan lain di sekolah selain menunggu hasil Ujian Nasional. Setelah kelulusan diumumkan pun gue tetap libur. Kali ini ini libur dalam ari sebenarnya. Gue nunggu masuk kuliah yang baru masuk pada bulan September.

Awal mulai kuliah pun gue begitu takjub dengan jadwal kuliah yang tidak sepadat sekolah dulu. Gue terpesona dan terlalu berleha-leha. gue ga bisa bangun pagi dan selalu tidur menjelang subuh. Akibatnya satu mata kuliah di hari sabtu yang mulai kuliah jam 7:20 pun harus gue relakan. Maksimal absen gue lewati di mata kuliah itu. Bukan hanya itu juga, gue melewati UAS salah satu mata kuliah gue hanya untuk pacaran. walau sebenernya ikut tidak ikut gue tau gue ga akan lulus mata kuliah itu. Tapi semenjak kapan gue merelakan studi gue demi pacaran? first in my life. Hasil akhirnya sudah bisa ditebak, IP gue cuman 0.8 (nol koma delapan).

DEG! Gue hampir nangis ketika gue tau IP gue separah itu. ini pertama kalinya dalam sejarah hidup gue, dapet nilai yang ga nyampe 25% dari total nilai. Gue nangis, sangking frustasinya gue sms temen-temen deket gue kalo gue dapet IP 0.8. Ya, gue sms kaya gitu karena gue butuh dukungan mereka, dan Alhamdulillah temen-temen gue mensemangati gue.

Gue berusaha agar orang tua gue tidak tau tentang nilai gue ini. Gue sangat malu! Tapi gue berubah pikiran karena gue dikasih tau kalo nanti bakal ada surat dari binus yang isinya tentang nilai akademis gue. Mau ga mau gue harus ngasih tau nilai gue duluan ke orang tua gue sebelum merka tau dari surat itu. Ya tentu saja orang tua gue sangat-sangat kecewa mengetahui nilai gue itu. Tapi kakak-kakak gue membela gue, karena mereka meyakini orang tua gue kalo gue itu terpesona dengan masa sma gue dan terkejut dengan cara belajar di perkuliahan.

Oke selesai, semester 2 gue lewati dengan penuh semangat karena dendam di semester satu. Gue malu sama orang tua gue kalo dapet nilai yang jeblok lagi. Syukurlah di semeseter ini gue dapet IP 2.55. gue seneng, walaupun nilai ini belum bagus gue tapi ini merupakan peningkatan yang sangat luar biasa buat gue. dari 0.8 menjadi 2.70.

Semester 3 nilai gue kembali terjerembab. Gue cuman dapet IP 1.96. Salah satu penyebabnya karena kebencian gue kepada dosen mata kuliah Anapersis saat itu. Entahlah siapa namanya yang jelas ini dosen menurut gue ga bisa ngajar, rajin ngasih tugas, dan yang terakhir pelit nilai. gue menyerah di mata kuliah dia saat selesai uts. Di pertemuan pertama selesai UTS dia mengumumkan nilai-nilai mahasiswa sekelas, sebagian besar mendapat =

Tak sampai di situ, sang dosen pun memberikan tugas yang kata dia buat memmbantu nilai UAS entar.  Tugas itu butuh survey ke sebuah organisasi/perusahaan yaang mempunya badan hukum. Tetapi dia tidak mengeluarkan surat survey. Di situ lah gue mulai memutuskan untuk menyerah.

Sebelas berbanding dua belas Dosen Anapersis ini, salah satu  Asistan Lab yang sering disingkat Aslab ini (yang merupakan mahasiswa yang dibayar untuk mengajar Praktikum) Anapersis pun berkelakuan seperti itu. Aslab ini mengira mahasiswa-mahasiswa yang diajar adalah mahasiswa dengan kemampuan yang luar biasa dengan sekali mengajar langsung mengerti.  Dia tidak mau tau kenapa mahasiswa yang diajarnya tidak bisa menyelesaikan tugas-tugas yang diberikannya. Pun setelah nilai Ujian Tengah Praktek (UTP) keluar sang aslab malah mencak-mencak kepada mahasiswa di kelas gue. Gue frustasi dengan mata kuliah itu.

Semester empat gue kembali pada semangat gue di semester dua. Gue ga mau nilai gue anjlok lagi seperti di semester tiga. Singkatnya di semester 4 gue mendapat IP 2.83 (dua koma delapan tiga), tertinggi selama gue kuliah.

Sekarang gue memasuki semester lima yang hampir memasuki babak akhir (baca: UAS). Jangankan nilai akhir, UAS pun belum, tapi gue sudah bisa menebak hasil akhir di semester lima ini. yang pasti tidak sebagus di semester empat. Bahkan mungkin nilai gue hampir sama seperti di semester dua. Ini dikarenakan gue sengaja melepas mata kuliah Minor gue.

Gue frustasi dengan mata kuliah ini. Dengan dosen pebimbing yang tidak konsisten dengan omongannya. Dan selalu menakut-nakuti mahasiswanya. Hingga perusahaan-perusahaan yang gue coba untuk survey. Gue menyerah ketika teman gue menyuruh gue mengerjakan sesuatu yang sebenernya gue bisa tapi gue ga sanggup karena waktu yang sangat terbatas dan gue ga begitu paham dengan perusahaan yang diambil sebagai bahan minor kelompok gue. Gue pesimis minor kelompok gue akan layak sidang. Gue pun ga tahan dengan tekanan teman sekelompok gue. Akhirnya gue putuskan untuk sengaja tidak masuk lagi di kelas mata kuliah minor gue.

Mungkin gue terlalu idealis yang ga mau maju dengan Laporan minor gue yang ga jelas. Atau mungkin gue yang sangat mudah menyerah yang tidak mau berjuang hingga titik terakhir.

Kelompok gue tetap maju hingga sidang Minor dan mendapatkan nilai C tanpa gue dan satu teman gue. Gue mengucapakan selamat kepada (mantan) kelompok minor gue. Maafkan gue telah gagal menjadi ketua kelompok dan memberikan arahan. Maaf gue terlalu meremehkan minor ini. Maaf gue terlalu mudah menyerah. Intinya GUE MINTA MAAF buat Galih, Lidya, dan Ario. Gue berperan sangat besar kenapa Minor kalian cuman dapet C.

Dengan hilang 6 SKS dari 20 SKS semester ini, maka tentu sudah tertebak IP gue di semester lima ini berkisaran di angka berapa.

Gue berhitung-hitung ada berapa mata kuliah yang harus gue ulang dengan SKS-nya. Otomatis gue juga menghitung waktu dan biaya yang harus bayar. Mungkin gue ga akan bisa memenuhi misi BiNus yang mahasiswanya kuliah tidak lebih dari empat tahun.

Tapi gue ga mau kembali terlena pada masa-masa jahiliyah gue di semester ganjil semasa kuliah gue. Ya gue selalu terporosok ke dalam kubangan bencana buat kuliah gue selalu di semester ganjil, semester satu, tiga, dan sekarang lima. Gue harus memulai mengisi waktu-waktu gue dengan hal-hal yang produktif. sebagai langkah awal ya gue posting tulisan ini.

Doakan saja semoga gue bisa bangkit dan tidak pernah jatuh lagi (walaupun jatuh tidak separah yang dulu). Semoga gue mulai sekarang tidak menyalahkan keadaan (dosen, teman, dll) karena keterpurukan gue ini.
AAMIIN.

AYO BANGKIT!!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 INI BURUNGKU, MANA BURUNGMU?. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes And TM Web Design.